Rabu, 19 November 2014

Analisis Softskill yang dibutuhkan Manajer

No.Karakter ManajerTotal ScoreTotalRanking Keseluruhan
12345678910
1129221111292481
212382121292402
32143652222291634
41188452291585
5995212292073
612276263291148
713155734291119
814554462910210
9221335256291346
1032136743291247
Keterangan mengenai tabel Karakter Manajer:
  1. Integritas
  2. Disiplin
  3. Independen/mandiri
  4. Tegas
  5. Bertanggung jawab
  6. Kreatif
  7. Mampu bekerja sama
  8. Daya analisis
  9. Kemampuan interpersonal
  10. Kemampuan berorganisasi
Analisis : Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakter Manajer dengan peringkat nomor 1 adalah integritas, nomor 2 disiplin, nomor 3 Bertanggung Jawab, nomor 4 Independen / Mandiri, nomor 5 Tegas, nomor 6 Kemampuan Interpersonal, npmor 7 Kemampuan Berorganisasi, nomor 8 Kreatif, nomor 9 Mampu Bekerja sama, nomor 10 Daya analisis. Hasil analisis ini diambil dari Sampel menurut pendapat kelas 3EB10.

Tanggapan Manajemen Perusahaan Bank & Asuransi Pemberlakuan Iuran oleh OJK

Industri perbankan memulai 2014 dengan kabar adanya ketentuan iuran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang kini menjadi pengawas baru menggantikan Bank Indonesia (BI). Perbankan akan diwajibkan menyetor iuran sebesar 0,03% dari aset perseroan mulai tahun ini. 

Besaran iuran tersebut rencananya akan kembali dinaikkan menjadi 0,04% dari aset pada 2015.

Ketentuan iuran OJK bagi kalangan perbankan tersebut terjadi di tengah kondisi global yang mulai menata kembali perekonomiannya. 

Menanggapi ketentuan baru tersebut, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengatakan, perusahaan siap mengikuti aturan iuran perbankan sebesar 0,03%. "Kami kan memang harus membayar. Jadi tidak ada kata membebani," ucap dia usai menghadiri Temu Wicara di kantor OJK, Jakarta, Kamis (2/1/2013).

Pendapat serupa dilontarkan Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk, Pahala Mansyuri. Dia menganggap, kewajiban iuran ini tidak akan membebani biaya operasional perseroan. Meski diakui, beban operasional perusahaan memang akan sedikit mengalami peningkatan. 

"Tapi mudah-mudahan tidak akan sampai membebani nasabah," kata dia.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Ahmad Baiquni menilai, iuran 0,03% masih relatif kecil. "Itu kewajiban, tidak ada masalah buat kami. Nilainya tidak seberapa, kecil lah," pungkasnya.

Sekadar informasi, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengatakan Peraturan Pemerintah terkait ketentuan iuran OJK tersebut sudah dibahas bersama dengan Kementerian Lembaga (K/L) terkait. "Kami juga sudah rapat dengan sekretariat negara dalam membahas pemasalahan iuran ini, namun kami tunggu saja persetujuan ini dari pak Presiden SBY," ujarnya. 

Rahmat menegaskan, penarikan iuran sebesar 0,03% takkan berlaku untuk industri perbankan saja. Seluruh industri jasa keuangan nantinya akan dikenakan ketentuan serupa. 

"Untuk penarikannya kami lakukan secara bertahap, tahap awal sebesar 0,03% dulu untuk perbankan, nanti ada penarikan yang bergantian," tegasnya.

Dia menambahkan, pihaknya telah mensosialisasikan penetapan iuran itu kepada seluruh industri keuangan. Menurut Rahmat, pelaku industri keuangan merespon positif dan memberi dukungan penuh bagi penetapan iuran tersebut. (Yas/Shd)

Dampak Peristiwa Politik terhadap Nilai Kurs dan IHSG

Nilai tukar rupiah di pasar uang menguat 170 poin seiring respons positif pasar terhadap perkembangan politik di tanah air setelah presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu pimpinan Koalisi Merah Putih (KMP) Prabowo Subianto yang menjadi rivalnya dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Ini merupakan pertemuan pertama mereka setelah Pilpres lalu.

Rupiah ditransaksikan pada 12.090 per dolar AS, jauh lebih baik dibanding posisi sebelumnya yang mencapai 12.260 per dolar AS. "Sentimen positif didominasi dari dalam negeri, kondisi politik sebelumnya yang memanas sudah mulai kondusif. Adanya pertemuan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto membuat psikologis investor yakin kedepannya terhadap pasar investasi," kata analis dari Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta Jumat (17/10). Namun menurut kurs tengah Bank Indonesia rupiah masih berada pada 12.222 per dolar AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melonjak 77,332 poin ke level 5028,946 setelah ada sentimen positif dari dalam negeri. Bahkan mengawali perdagangan kemarin pagi, IHSG naik tipis 6,565 poin (0,13%) ke level 4.958,179 di tengah melemahnya bursa-bursa regional. Aksi beli investor domestik menahan IHSG di zona hijau.

Lukman mengatakan pekan depan, susunan kabinet pemerintahan baru akan kembali menjadi perhatian pelaku pasar keuangan di dalam negeri. Diharapkan, kabinet pemerintahan baru nanti diisi oleh sosok yang sesuai dengan kemampuannya.

Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa sentimen politik ini hanya bersifat sementara, pelaku pasar juga harus mencermati kondisi ekonomi global yang cenderung melambat."Melambatnya perekonomian global tentu akan berdampak juga pada Indonesia," ucapnya.

Tetapi David Sumual, ekonom BCA mengatakan perkembangan politik akhir-akhir ini memang membawa angin segar bagi para pelaku pasar. "Pak Jokowi sudah bertemu dengan Pak Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar), dan pimpinan PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Sekarang bertemu dengan Pak Prabowo. Ini tentu sangat baik," paparnya.

Beberapa waktu lalu, lanjut David, investor sempat cemas dengan masa depan pemerintahan Jokowi. Pasalnya, parlemen didominasi oleh oposisi KMP sehingga dikhawatirkan bisa menghambat program-program pemerintah. Namun kekhawatiran ini sedikit pudar kala Jokowi menemui sejumlah tokoh dari KMP. "Checks and balances memang penting. Namun kerja sama antara pemerintah dan DPR juga penting," katanya.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui adanya pengaruh kondusifitas politik terhadap para investor meskipun tidak terlalu besar."Ada memang pengaruhnya," ungkapnya.

Chatib melihat penguatan rupiah lebih dikarenakan faktor global, karena pada saat yang sama juga terjadi penguatan pada nilai tukar mata uang Brazil, India, Afrika Selatan dan Turki."Tapi ini kan kalau dilihat global memang dalam tren seperti itu," sebutnya.

Menurutnya, pelaku pasar tetap akan berorientasi pada keuntungan. Chatib tidak melihat ada pelau pasar yang seperti aktivis."Market itu sederhana. Jangan harapkan pasar itu jadi aktivis, logikanya profit," kata Chatib.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menambahkan pelantikan Jokowi pecan depan akan memberikan sentimen lebih positif terhadap pasar uang. "Kalau secara umum di beberapa negara yang presiden terpilihnya baru, memberikan pesan melanjutkan reformasi struktural dan dampaknya bagus. Kita harapkan Indonesia juga demikian," katanya.

Agus mengakui sejak awal pekan ini rupiah terus tertekan, salah satu faktornya adalah dana asing yang mengalir keluar gara-gara sentimen negatif dari pasar global. Rencana The Federal Reserve (The Fed) menaikkan tingkat suku bunga acuan memberi sentimen negatif.

Pelaku pasar global juga khawatir ekonomi dunia melambat dan kinerja perusahaan internasional menjadi kurang baik. Hal ini yang memicu arus dana asing keluar dari Indonesia.

"Kemarin ada rupiah melemah itu banyak faktor. Dari kondisi perkembangan di luar negeri yang masih masih risk on risk off kita melihat di AS mempunyai perkembangan yang langsung berdampak pada negara-negara dunia termasuk negara berkembang, termasuk Indonesia," ujarnya.

Selain itu, kata Agus, ada juga faktor dalam negeri seperti inflasi dan neraca transaksi berjalan ditambah perkembangan politik yang sempat memanas. "Kalau perkembangan politik Indonesia yang diamati adalah tentang adanya presiden baru, bagaimana sikap presiden yang baru ini terhadap fiskal yang perlu dapat perhatian dan juga bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan pemeirntahan baru yaitu susunan kabinetnya," ujarnya.

Pelaku pasar juga masih menunggu apakah pemerintahan baru bisa melanjutkan reformasi strukturalnya dan mengarah kepada ekonomi yang kuat dan berkesinambungan"Kami meyakini pemerintah yang baru perlu merespons hal ini," jelasnya.
Sumber:
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/10/18/123997/rupiah-dan-ihsg-langsung-menguat/#.VG1U2YuUdXE

Pendapat Pesta Rakyat

Senin, 20 Oktober 2014, hari pengambilan sumpah Ir. Joko Widodo sebagai Presiden RI menggantikan DR. Susilo Bambang Yudhoyono. Pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI bukan saja penegasan bahwa demokrasi Indonesia cukup matang yang ditandai dengan peralihan kekuasaan secara damai dan konstitusional, namun juga penegasan bahwa politik itu seharusnya dilakukan dengan kegembiraan. Sebagaimana dinyatakan Jokowi pada pidato setelah pengambilan nomor urut di KPU.
Ketika ide untuk mengadakan pesta rakyat penyambutan pelantikan presiden baru mulai disuarakan, banyak suara yang menyarankan agar hal tersebut jangan sampai menyakiti kubu Prabowo. Sebuah saran yang secara tidak langsung didasari pandangan seolah Jokowi nantinya hanya menjadi presiden pendukungnya saja; seolah kebijakan Jokowi sebagai Presiden RI nantinya tidak untuk seluruh rakyat secara umum.
Pemilu Presiden adalah untuk memilih pemimpin negara. Siapapun yang terpilih akan menjadi Presiden Republik Indonesia. Bukan hanya presiden untuk para pemilihnya, tapi presiden untuk seluruh rakyat Indonesia. Maka pesta rakyat yang diadakan untuk penyambutan pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI pada dasarnya adalah pesta rakyat Indonesia.
Mengapa pesta? Pesta identik dengan kegembiraan. Suatu keadaan atau situasi yang beku biasanya bisa dicairkan dalam suasana gembira. Ya, pesta rakyat bukan sekedar untuk menyambut Presiden RI yang baru, tetapi untuk kembali menyatukan rakyat yang sempat terpolarisasi dan terfragmentasi menjadi 2 kubu utama. Pesta rakyat untuk membangun kesadaran awal bahwa Presiden RI adalah presiden untuk seluruh rakyat Indonesia.
Pesta rakyat dan kirab budaya yang diadakan untuk menyambut pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI sekaligus untuk menegaskan bahwa politik itu seharusnya dilakukan dengan penuh kegembiraan. Bahkan lebih dari itu, pesta rakyat di hari pelantikan Presiden RI juga untuk memupuk dan menumbuh kembangkan rasa kebangsaan dan rasa nasionalisme.

Sumber:
http://dimasadi16.wordpress.com/2014/11/09/pendapat-pesta-rakyat-presiden/

Harapan terhadap Presiden Baru Jokowi-JK

Senin, 20 Oktober 2014, Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR)vmengadakan sebuah perhelatan akbar 5 tahunan, yaitu pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Jokowi dilantik oleh MPR dan membacakan sumpah dan janjinya di hadapan anggota MPR dengan disaksikan seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah puncak dan akhir dari sebuah pertarungan head to head yang sangat keras dari kompetisi pilpres, yang dimenangkan Jokowi;JK dengan unggul sekitar 8 juta suara dari Prabowo, yang kompetisinya tidak hanya  saling kritik,ejek dan menghina antar keduanya (seingatku Jokowi lebih banyak dihina Prabowo melalui “Oraisopopo” sementara Jokowi lebih sabar dengan ungkapan “aku rapopo”).
Tidak hanya kedua capres yang bertarung  saling ejek, juga liputan di media TV dan media sosial  (facebook, twiter dan media sosial lain) ikut memanaskan pertarungan lebih frontal dengan  melibatkan perang ungkapan, gambar/ kartun bahkan fatwa agama antar relawan dan pemilih fanatiknya. Bahkan  karena sengitnya status dan clometan para pendukung, hingga memutuskan persaudaraan dan pertemanan.
Tapi itu semua telah usai. Dan Jokowi kini telah menjadi milik bangsa, milik semua rakyat Indonesia. Kini dia presiden seluruh yang bertikai pada pilpres, presiden kita semua.
Harapan Baru pada Presiden Baru
Setelah hingar bingar seremonial pelantikan dan kirab syukuran pesta rakyat, saatnya Jokowi-JK bekerja sebagai orang nomor 1 Indonesia, bekerja menyelesaikan segunung permasalahan yang menghimpit bangsa sehingga dalam keterpurukan di berbagai dimensi. Dalam rentang yang pendek, katakanlah 3 -6 bulan, kita ingin menyaksikan tanda-tanda optimiste gerak langkah pemerintahan Jokowi-JK pada jalan atau “track-nya” untuk menyelesaikan persoalan bangsa sbb :
  1. Semoga presiden dan wakil presiden bisa bekerja selama 5 tahun, tidak ada musibah politik dan upaya penghentian di tengah jalan, dan bisa piawai dalam dukungan politik di DPR dan MPR, sehingga persetujuan anggaran untuk dana program kementerian bisa disetujui DPR
  2. Presiden didukung oleh menteri-menteri dan kepala lembaga yang cakap dan profesional, anti korupsi dan bekerja secara komprehensif, sinergis, dan harmonis antar program/sektor/daerah. Menteri-menteri memberi contoh yang baik dalam bersikap dalam mengelola anggaran dan bebas korupsi.
  3. Semoga pada era Jokowi, stabilitas keamanan tetap terjaga, adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pembangunan ke seluruh negeri, tidak ada disparitas antara Jawa dan di luar Jawa antara wilayah barat dan timur.
  4. Tegakkan hukum dan babat pelaku korupsi dan KKN, hukum tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah, tapi terapkan menyeluruh  sesuai semangat “justice for all”, di depan hukum semuanya sama.
  5. Prioritaskan program yang menyangkut kebutuhan dasar (basic need) yaitu masalah pendidikan, kesehatan, perumahan, sandang dan pangan. Mudahkanlah akses rakyat dalam pendidikan yang bermutu dan murah (rencananya program Indonesia Pintar), lanjutkan dengan lebih tertata program pelayanan kesehatan (yang dicover via BPJS) dengan akses yang lebih luas, sinkronkan program perumahan murah dan tata kota dengan supervisi yang lebih ketat di seluruh Indonesia dan kebutuhan pangan dalam negeri yang lebih berlimpah, jangan tersisih dengan pangan impor, serta perhatian dengan produk sandang dan ekonomi kreatifnya yang berasal dari dalam negeri.
  6. Program yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan lebih harmonis, sinergis, satu data (single data untuk seluruh program) yang lebih akurat ( terutama untuk program kesehatan, pendidikan, raskin, etc), pendekatan tidak hanya secara proyek tapi secara holistik pada upaya mengangkat pendapatan keluarganya secara layak, sehingga angka kemiskinan turun nyata.
  7. Perbaikan pelaksanaan tata kelola birokrasi, terutama era otonomi daerah antar propinsi/kab/kota, dalam keselarasan aturan dengan pusat, keselarasan anggaran dan keselarasan perencanaan, ada sinkronisasi di semua lini dalam hubungan pusat dan daerah, terutama meningkatnya supervisi pusat pada birokrasi dan pengelolaan SDM di daerah, agar lebih standar, seragam dan birokrasi bersih dan profesional tanpa KKN.
  8. Perbaikan sarana transportasi  untuk komunikasi jalan, darat, laut dan udara yang lebih terpadu dan terkoneksi ke seluruh pulau. Juga komunikasi antar wilayah dan dunia,melalui kabel, seluler atau media lain. Terutama akses ke tempat terpencil, tidak ada lagi wilayah “blank spot” dan wilayah susah diakses/dijangkau.
  9. Dalam kehidupan demokrasi, semoga Jokowi-JK lebih mendorong agar rakyat berkesadaran dalam fakta majemuknya rakyat Indonesia, dan berkurang konflik sosial, kelompok ektrimis agama yang kurang toleran, bukan hanya slogan. Berilah contoh yang baik dalam menyikapi perbedaan, memadukan perbedaan dan menyatukan keanekaragaman dalam kekompakan suku agama dan ras negeri kita yang pluralis.
  10. Dalam hubungan presiden dan wapres, semoga presiden dan wakil presiden kompak, pada “tone” dan “ritme” yang selaras, dalam semua kebijakan menyelesaikan masalah. Semoga Jokowi-JK saling bahu-membahu, tidak seperti matahari kembar, melangkah satu arah, tidak saling meninggalkan, namun saling menguatkan dan sinergis.
Itulah beberapa harapan pada presiden baru. Tentu masih banyak yang belum ditulis, namun saya berharap presiden Jokowi-JK bisa lebih baik setidaknya pada 10 harapan yang ditulis di atas, dan akan menimbulkan realisasi harapan yang lain, sebagai salah satu harapan dari salah satu pendukung yang memilihnya. Selamat bekerja Jokowi-Jk, rakyat mendukung langkahmu.

Sumber:
http://trims.rejanglebongkab.go.id/2014/10/20/harapan-baru-pada-presiden-baru/