Senin, 20 Oktober 2014, Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR)vmengadakan sebuah perhelatan akbar 5 tahunan, yaitu pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Jokowi dilantik oleh MPR dan membacakan sumpah dan janjinya di hadapan anggota MPR dengan disaksikan seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah puncak dan akhir dari sebuah pertarungan head to head yang sangat keras dari kompetisi pilpres, yang dimenangkan Jokowi;JK dengan unggul sekitar 8 juta suara dari Prabowo, yang kompetisinya tidak hanya saling kritik,ejek dan menghina antar keduanya (seingatku Jokowi lebih banyak dihina Prabowo melalui “Oraisopopo” sementara Jokowi lebih sabar dengan ungkapan “aku rapopo”).
Tidak hanya kedua capres yang bertarung saling ejek, juga liputan di media TV dan media sosial (facebook, twiter dan media sosial lain) ikut memanaskan pertarungan lebih frontal dengan melibatkan perang ungkapan, gambar/ kartun bahkan fatwa agama antar relawan dan pemilih fanatiknya. Bahkan karena sengitnya status dan clometan para pendukung, hingga memutuskan persaudaraan dan pertemanan.
Tapi itu semua telah usai. Dan Jokowi kini telah menjadi milik bangsa, milik semua rakyat Indonesia. Kini dia presiden seluruh yang bertikai pada pilpres, presiden kita semua.
Harapan Baru pada Presiden Baru
Setelah hingar bingar seremonial pelantikan dan kirab syukuran pesta rakyat, saatnya Jokowi-JK bekerja sebagai orang nomor 1 Indonesia, bekerja menyelesaikan segunung permasalahan yang menghimpit bangsa sehingga dalam keterpurukan di berbagai dimensi. Dalam rentang yang pendek, katakanlah 3 -6 bulan, kita ingin menyaksikan tanda-tanda optimiste gerak langkah pemerintahan Jokowi-JK pada jalan atau “track-nya” untuk menyelesaikan persoalan bangsa sbb :
- Semoga presiden dan wakil presiden bisa bekerja selama 5 tahun, tidak ada musibah politik dan upaya penghentian di tengah jalan, dan bisa piawai dalam dukungan politik di DPR dan MPR, sehingga persetujuan anggaran untuk dana program kementerian bisa disetujui DPR
- Presiden didukung oleh menteri-menteri dan kepala lembaga yang cakap dan profesional, anti korupsi dan bekerja secara komprehensif, sinergis, dan harmonis antar program/sektor/daerah. Menteri-menteri memberi contoh yang baik dalam bersikap dalam mengelola anggaran dan bebas korupsi.
- Semoga pada era Jokowi, stabilitas keamanan tetap terjaga, adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pembangunan ke seluruh negeri, tidak ada disparitas antara Jawa dan di luar Jawa antara wilayah barat dan timur.
- Tegakkan hukum dan babat pelaku korupsi dan KKN, hukum tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah, tapi terapkan menyeluruh sesuai semangat “justice for all”, di depan hukum semuanya sama.
- Prioritaskan program yang menyangkut kebutuhan dasar (basic need) yaitu masalah pendidikan, kesehatan, perumahan, sandang dan pangan. Mudahkanlah akses rakyat dalam pendidikan yang bermutu dan murah (rencananya program Indonesia Pintar), lanjutkan dengan lebih tertata program pelayanan kesehatan (yang dicover via BPJS) dengan akses yang lebih luas, sinkronkan program perumahan murah dan tata kota dengan supervisi yang lebih ketat di seluruh Indonesia dan kebutuhan pangan dalam negeri yang lebih berlimpah, jangan tersisih dengan pangan impor, serta perhatian dengan produk sandang dan ekonomi kreatifnya yang berasal dari dalam negeri.
- Program yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan lebih harmonis, sinergis, satu data (single data untuk seluruh program) yang lebih akurat ( terutama untuk program kesehatan, pendidikan, raskin, etc), pendekatan tidak hanya secara proyek tapi secara holistik pada upaya mengangkat pendapatan keluarganya secara layak, sehingga angka kemiskinan turun nyata.
- Perbaikan pelaksanaan tata kelola birokrasi, terutama era otonomi daerah antar propinsi/kab/kota, dalam keselarasan aturan dengan pusat, keselarasan anggaran dan keselarasan perencanaan, ada sinkronisasi di semua lini dalam hubungan pusat dan daerah, terutama meningkatnya supervisi pusat pada birokrasi dan pengelolaan SDM di daerah, agar lebih standar, seragam dan birokrasi bersih dan profesional tanpa KKN.
- Perbaikan sarana transportasi untuk komunikasi jalan, darat, laut dan udara yang lebih terpadu dan terkoneksi ke seluruh pulau. Juga komunikasi antar wilayah dan dunia,melalui kabel, seluler atau media lain. Terutama akses ke tempat terpencil, tidak ada lagi wilayah “blank spot” dan wilayah susah diakses/dijangkau.
- Dalam kehidupan demokrasi, semoga Jokowi-JK lebih mendorong agar rakyat berkesadaran dalam fakta majemuknya rakyat Indonesia, dan berkurang konflik sosial, kelompok ektrimis agama yang kurang toleran, bukan hanya slogan. Berilah contoh yang baik dalam menyikapi perbedaan, memadukan perbedaan dan menyatukan keanekaragaman dalam kekompakan suku agama dan ras negeri kita yang pluralis.
- Dalam hubungan presiden dan wapres, semoga presiden dan wakil presiden kompak, pada “tone” dan “ritme” yang selaras, dalam semua kebijakan menyelesaikan masalah. Semoga Jokowi-JK saling bahu-membahu, tidak seperti matahari kembar, melangkah satu arah, tidak saling meninggalkan, namun saling menguatkan dan sinergis.
Itulah beberapa harapan pada presiden baru. Tentu masih banyak yang belum ditulis, namun saya berharap presiden Jokowi-JK bisa lebih baik setidaknya pada 10 harapan yang ditulis di atas, dan akan menimbulkan realisasi harapan yang lain, sebagai salah satu harapan dari salah satu pendukung yang memilihnya. Selamat bekerja Jokowi-Jk, rakyat mendukung langkahmu.
Sumber:
http://trims.rejanglebongkab.go.id/2014/10/20/harapan-baru-pada-presiden-baru/