Judul: Pengaruh Karakteristik Koperasi Terhadap Permintaan Jasa Audit Studi Empiris di Kota Semarang
Pengarang: Muhammad Noor Ardiansah
Laporan keuangan
merupakan salah satu bentuk dari bagian pertanggungjawaban yang akan
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan ekonomis.
Menurut Kartikahadi dalam Tauringana & Clark ada dua manfaat yang diperoleh
manajemen dari pemanfaatan jasa audit eksternal, yakni;
(a) Memungkinkan dilakukannya
pengendalian, dan
(b) Meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan yang diaudit.
PSAK No. 27 tentang
Akuntansi Perkoperasian mende! nisikan koperasi sebagai badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha
lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity
of member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi
(user own oriented firm).
Anggota
pengurus koperasi dapat juga berasal dari bukan anggota koperasi, tetapi dengan
ketentuan jumlahnya tidak melebihi sepertiga dari jumlah pengurus (Ikatan
Akuntan Indonesia. Manajemen koperasi dilakukan secara terbuka terutama untuk
anggota-anggotanya. Keterbukaan manajemen koperasi dititikberatkan pada
dilaksanakannya fungsi pertanggungjawaban dengan baik olen pengurus koperasi.
Konflik kepentingan
antara penyaji dan pengguna informasi akuntansi dapat timbul dalam Koperasi.
Agency theory merupakan suatu masalah resiko moral (moral hazard) dalam
hubungan pemilik (pemegang saham) dengan manajer yang memungkinkan timbulnya
agency cost. Jensen & Meckling (1976) dalam Wardhani (2008) berpendapat
bahwa beberapa manajer akan menemukan perjanjian: (1) Jika ada biaya informasi
penting untuk membedakan diantara para manajer, maka pasar akan cenderung
menyesuaikan kompensasi manajer. Kepemilikan manajer dalam perusahaan di bawah
rata-rata cenderung mentransfer kekayaan para pemegang saham yang dapat
memberikan keuntungan lebih besar dengan memberi pengawasan yang ketat terhadap
perjanjian, (2) Banyak dari transfer kekayaan merupakan pekerjaan khusus. Jika
seorang manajer menjamin untuk membatasi transfer kekayaan dari pemegang saham,
maka penambahan perolehan manajer (misalnya gaji) akan memberikan diversi! kasi
kekayaan yang efisien.
Beberapa studi
mengungkapkan agency theory untuk menganalisis permintaan jasa eksternal audit
guna melakukan verifikasi laporan kinerja ekonomi perusahaan yang disajikan
oleh manajer. Permintaan audit mungkin saja datang dari anggota koperasi yang
berawal dari adanya informasi asimetri, tentunya akan terjadi antara anggota
koperasi yang bukan pengurus koperasi dengan anggota koperasi yang menjadi
pengurus koperasi. Untuk mengatasi asimentri informasi ini salah satu cara
adalah dilakukannya audit atas laporan keuangan.
Undang-Undang
Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 40 menyatakan
koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik. Kewajiban audit
berlaku bagi koperasi papan atas yang volume penjualannya minimal
Rp.1.000.000.000 sesuai Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah No. 351 /KEP/M/XII/ 1998. Jika dilihat dari manfaat audit bagi suatu
badan usaha, diharapkan semua badan usaha koperasi diaudit oleh auditor
eksternal, namun dalam kenyataannya tidak semua koperasi diaudit oleh auditor
eksternal.
Banyak sekali
manfaat audit yang dapat dirasakan oleh koperasi, baik itu untuk efisiensi
dan integritas karyawan, memperbaiki
pengendalian dan e! siensi operasi. Selain itu dengan audit laporan keuangan
juga dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan tersebut. Hal tersebut
mengakibatkan semua badan usaha koperasi bersedia melakukan audit secara sukarela.
Penelitian ini akan
mengungkap kembali masalah apakah hubungan karakteristik besaran usaha, jumlah
anggota, gearing-rasio keuangan dan likuiditas terhadap permintaan jasa audit
eksternal. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
Ardiansah et al yang berusaha mengungkap mengapa koperasi memilih diaudit atau
memilih tidak diaudit oleh auditor eksternal berdasarkan karakteristiknya di
kota Semarang. Penelitian ini berusah mengungkap faktor permintaan jasa audit
eksternal seperti yang pernah dilakukan oleh Tauringana & Clark di Inggris.
Data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang diperlukan adalah
laporan keuangan responden tahun 2004-2005 dan data perkembangan koperasi perkotaan
di Kota Semarang dari Dinas Pelayanan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan BPS.
Sampel sebanyak 89,95 yang dibulatkan menjadi 90 koperasi berasal dari yang
sudah melakukan RAT sampai dengan 2005.
Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder. Adapun cara
pengambilan datanya adalah: (1) Dengan melakukan contact person dengan manajer
atau pengurus koperasi yang menjadi responden, (2) Dengan meminta laporan
keuangan yang sudah masuk ke dinas koperasi.
Penelitian
ini menggunakan variabel jumlah anggota, size, gearing, likuiditas sebagai
variabel independen, sedangkan variabel dependennya menggunakan permintaan
audit eksternal oleh koperasi. Jumlah anggota yang dimaksud adalah jumlah
anggota koperasi yang menjadi responden pada penelitian ini. Besaran (size)
Koperasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran besar kecilnya
koperasi. Sesuai dengan keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah
No. 351 /KEP/M/XI I/ 1998, bahwa skala koperasi didasarkan pada volume
penjualan yaitu, koperasi dengan volume penjualan 500 juta termasuk koperasi
papan bawah, koperasi dengan volume penjualan diatas 500 juta sampai dengan l
milyar masuk koperasi papan tengah dan koperasi yang volume penjualan diatas 1
milyar masuk koperasi papan atas.
Rasio gearing
adalah perbandingan antara total utang Jangka panjang dengan kekayaan
bersih/modal sendiri (equity) (Tauringana & Clark, 2000). Pada badan usaha
koperasi kekayaan bersih/modal sendiri equity) meliputi: simpanan pokok,
simpanan wajib cadangan, SHU, hibah/donasi, modal penyertaan. lndikator yang
digunakan untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio
(Tauringana & Clark, 2000).
Permintaan jasa audit eksternal yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah permintaan Badan Usaha Koperasi terhadap
jasa audit eksternal (akuntan Publik). Koperasi yang diaudit diberi skor 1,
sedangkan koperasi yang tidak diaudit diberi skor 0.
Adapun
teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi logistik
(logistic
regression), karena variabel dependen
bersifat dummy (nominal). Langkah-langkah untuk melakukan analisis data dengan
pendekatan regresi logistik adalah Menilai kelayakan model regresi (goodnees of
fit test), Menurut Hair et al. (1995) dalam menilai kelayakan model regresi
logistic dapat dilihat dari nilai chi square. Dalam uji chi square dapat
melihat suatu nilai koe! sien determinan dari model logistik adalah R2
logistik. Uji selanjutnya yaitu Menguji koefisien Regresi Logistik dengan
menggunakan wald statistic dan nilai p. Wald statistic memberikan tingkat
signifikansi statistik untuk masing-masing koe! sien. Nilai wald statistic
dibandingkan dengan X2 sedang nilai p dibandingkan dengan nilai a (5%).
Karakteristik
variabel penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata jumlah anggota sebanyak 238
orang dengan rasio keaktifan 87,6%. Omset usaha koperasi rata-rata adalah Rp
547,77 juta dengan jumlah aset rata-rata di atas Rp 200 juta dan volume
penjualan antara Rp 500 – 1.000 juta. Rasio gearing antara utang dengan modal
sendiri rata-rata adalah 0,6557, dan rasio likuiditas sebesar 1,789. Pengujian
dengan logistic regression memberikan output -2logLikelihood (-2logL) awal
107,926 dengan distribusi X2 df =77((78-1). Nilai -2logL tersebut ternyata
signi! kan pada taraf 5% sehingga H0 tidak dapat diterima yang berarti model
awal, hanya konstanta saja tidak fit dengan data. Hal ini didukung signi! kansi
nilai wald konstanta lebih dari 0,05 (0,651).
Tabel 1. Ileterasi Tahap 2 (-2logLikelihood=
64,895)
Model kedua seperti
dalam Tabel 1 pada menunjukkan -2logL sebesar 64,895 dengan
ileterasi 3 tahap, karena ileterasi lebih
dari tersebut mengakibatkan parameter lebih kecil dari
0,001. Nilai -2logL ini ternyata dibawah
batas goodness of " t 87,876 sehingga tidak signifikan
pada 5%. Hal ini berarti hipotesis nol
tidak dapat diterima sehingga model fit dengan data, terlihat pada Tabel 1.
Selisih -2logL
model kedua dengan -2logL awal sebesar 43,031 dengan df 4 dan signifikan pada
5%. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan penambahan variabel
bebas ke dalam model akan memperbaiki model ! t. Hasil ini diperkuat dengan
nilai Cox & Snell R2 0,782 (78,2%) dan nilai Nagelkerke R2=0,851(85,1%)
yang berarti variabilitas variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabilitas
variabel independen sebesar 85,1%. Tes Hosmer and Lemeshow memunjukkan nilai
chi square adalah 6,940 dengan df 8 signi! kansi 0,543 yang berarti bahwa
hipotesis nol model cocok dengan data empiris tidak dapat ditolak sehingga model
tahap 2 dengan -2logL = 64,895 mempunyai goodness fit yang baik atau bisa
dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2 menunjukkan
karakteristik hasil ileterasi tahap 2, pada -2logL= 64,895 yang fit.
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
kelima (H5) secara simultan variabel jumlah anggota,
besaran, gearing dan likuiditas,
berpengaruh terhadap kemungkinan koperasi secara sukarela
menggunakan audit eksternal tidak dapat
ditolak. Model tahap kedua kemudian diuji koefisien
regresinya untuk menentukan persamaan.
Estimasi maksimum
likehood parameter dari model persamaan regresi dengan memperhatikan output
tampilan variable in the equation. Persamaan logistic regression dinyatakan
sebagai berikut:
Ln p/(1-p): -0,319 + 1,002 OMSET+0,059
ANGGOTA +1,605 GEARING + 1,107 LIKUIDI-
TAS
Variabel independen
omset signifikan pada 0,002, anggota pada 0,006, sedang gearing
0,005 dan likuiditas 0,007. Dari
persamaan logistic regression di atas dapat dilihat log of odds
koperasi akan meminta jasa audit
eksternal berhubungan positif dengan omset, anggota, rasio
gearing dan likuiditas. Setiap kenaikan
omset satu satuan omset akan meningkatkan log o% odds permintaan audit
eksternal sebesar 1,002. Persamaan tersebut juga menunjukkan bahwa pada awalnya
seandainya semua variabel independen tidak ada, maka nilai konstan -0,319
menyatakan kecenderungan koperasi untuk tidak melakukan audit eksternal, dan
penambahan variable independen mengakibatkan meningkatan permintaan auditor
ekternal. Matriks klasi! kasi dengan cut o% 50% hasil overall claci"
cation rate sebesar 70,51% atau bisa dilihat pada Tabel 3.
Hasil pada Tabel 3
membuktikan bahawa H1, H2, H3, dan H4 secara individual semakin besar jumlah
anggota, omset, rasio gearing dan rasio likuiditas suatu koperasi, semakin
tinggi kemungkinan koperasi secara sukarela menggunakan audit eksternal.
Hipotesis 1 (H1)
menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota suatu koperasi, semakin tinggi
kemungkinan koperasi secara sukarela menggunakan audit eksternal. Berdasarkan
Tabel 3, koefisien positif sebesar 0,059 dengan tingkat signi! kansi 0,006 pada
tingkat signifikansi di bawah 5% (0,05) untuk variabel anggota (H1) menunjukkan
hasil bahwa H1 berhasil didukukung.
Keberhasilan
koperasi mencakup tiga hal, yaitu business succes (keberhasilan di bidang
usaha), member success (keberhasilan di
bidang anggota) serta development success keberhasilan dibidang pertumbuhan
(Aryanti, 2003). Keberhasilan di bidang anggota dapat dilihat dari perkembangan
jumlah anggota. Jumlah anggota koperasi yang semakin besar menandakan bahwa
koperasi tersebut asil menarik masyarakat untuk menjadi anggotanya. Keanggotaan
koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai
pelaku ekonomi.
Permintaan audit
mungkin saja datang dari anggota koperasi yang berawal dari adanya
informasi asimetri, tentunya akan terjadi
antara anggota koperasi yang bukan pengurus koperasi dengan anggota koperasi
yang menjadi pengurus koperasi. Untuk mengatasi asimentri informasi ini salah
satu cara adalah dilakukannya audit atas laporan keuangan. Penelitian tentang
pengaruh jumlah anggota terhadap permintaan audit eksternal telah dilakukan
oleh Istomo (2002) yang menyatakan permintaan audit eksternal tidak terkait
karakteristik jumlah anggota koperasi. Hal tersebut dikarenakan Istomo tidak
menggolongkan koperasi yang diteliti berdasarkan jumlah anggota.
Hipotesis
2 (H2) menyatakan bahwa semakin besar koperasi, semakin tinggi kemungki-
nan koperasi secara sukarela menggunakan
audit eksternal. Berdasarkan Tabel 3, koefisien positif sebesar 1,002 dengan
tingkat signi! kansi 0,002 pada tingkat signi! kansi di bawah 5% (0,05) untuk
variabel omset (H2) menunjukkan hasil bahwa H2 berhasil didukukung.
Kepemilikan saham
manajerial dan rasio utang/ekuitas, total nilai kepemilikan saham potensial
meningkat sejalan dengan meningkatnya ukuran perusahaan. Perusahaan yang makin
berkembang akan cenderung untuk melakukan pemisahan anatara pemilik dan
pengelola. Pemisahan ini akan menimbulkan kon" ik kepentingan antara
pemilik (principal) dengan manajer (agent) sebagai mana dikatakan oleh Jones
& Butler (1992), bahwa pemisahan antara pemihk dan manajer sebagai akibat
perusahaa berkembang, menyebabkan bertambahnya resiko yang tidak dikehendaki
(risk aversion). Hal ini memerlukan laporan keuangan diuji oleh auditor
eks-ternal yang kompeten dan ahli dalam memahami entitas perusahaan,
transaksinya dan sistem akuntansinya.
Hipotesis 3 (H3)
menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi utang pada struktur modal,
semakin tinggi kemungkinan koperasi
secara sukarela menggunakan audit eksternal. Berdasar-
kan Tabel 3, koe! sien positif sebesar
1,605 dengan tingkat signi! kansi 0,005 pada tingkat sig-
ni! kansi di bawah 5% (0,05) untuk
variabel Rasio gearing (H3) menunjukkan hasil bahwa H3
berhasil didukukung.
Perusahaan yang
semakin berkembang akan membutuhkan dana yang besar. Salah satu sumber dana
yang bisa diperoleh adalah dari kreditor dalam bentuk utang, baik utang jangka
pendek maupun jangka panjang. Apabila perusahaan mempunyai utang yang beresiko,
maka pemilik megang saham) mempunyai dorongan untuk melakukan aktivitas
pembelanjaan investasi dan produksi (financing-investment production) yang
menguntungkan mereka sendiri dengan dana dari kreditor. Hal ini akan
menyebabkan timbulnya konflik kepentingan antar pemberi pinjaman (kreditor)
dengan pihak yang meminjam debitor).
Menurut Tauringana
& Clark perusahaan yang memiliki gearing tinggi (highly
geared companies) juga mungkin mendorong
untuk melakukan audit, karena pemberi pinjaman
yang mendasarkan keputusan pada laporan
keuangan yang belum diaudit, mereka mungkin akan menderita kerugian finansial.
Pemberi pinjaman meminta laporan keuangan yang telah diaudit sebelum mereka
membuat keputusan. Hasil penelitian Tauringana & Clark (2000) menunjukkan
bahwa proporsi hutang dalam struktur modal sangat mempengaruhi terhadap
permintaan jasa audit eksternal.
Hipotesis
4 (H4) menyatakan bahwa sernakin besar rasio likuiditas suatu koperasi, semakin
tinggi kemungkinan koperasi secara sukarela menggunakan audit eksternal.
Berdasarkan Tabel 3 di atas, koe! sien positif sebesar 1,107 dengan tingkat
signi! kansi 0,007 pada tingkat signifikansi di bawah 5% (0,05) untuk variabel
rasiolikuiditas (H4) menunjukkan hasil bahwa H4 berhasil didukukung.
Likuiditas
merupakan suatu rasio indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Likuiditas tidak hannya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan
perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva lancar
tertentu menjadi uang kas.
Perusahaan-perusahaan
yang rasio likuiditasnya rendah tentunya sangat membutuhkan
dana untuk menjalankan operasi jangka
pendeknya. Salah satu sumber dana adalah bank atau
lembaga keuangan lain. Agar dapat
meyakinkan pihak kreditor bahwa secara keseluruhan perusahaan mereka sangup
membayar hutang-hutangnya (solvent), maka perusahaan kecil yang memiliki
likuiditas yang rendah akan terdorong untuk meminta laporan keuangan mereka
diaudit oleh akuntan publik. Penelitian tentang pengaruh rasio likuiditas
terhadap permintaan audit eksternal telah dilakukan oleh Tauringana & Clark.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa rasio likuiditas mempengaruhi permintaan
audit eksternal tetap tidak signi! kan. Menurut Tauringana & Clark semakin
rendah rasio likuiditas, semakin tenggi permintaan audit eksternal. Rasio
likuiditas dihitung dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar.
Hasil
analisis yang menunjukkan tidak dapat ditolaknya H1-H5, mendukung temuan riset
oleh Tauringana & Clark &
Ardiansah bahwa permintaan sukarela audit eksternal
pada koperasi dipengaruhi jumlah anggota,
ukuran omset, rasio gearing utang terhadap modal
dan rasio likuiditas koperasi. Penelitian
ini tidak meneliti variabel kepemilikan saham manajerial (managerial share
ownership) karena karakteristik badan usaha yang berbeda. Penelitian oleh
Ardiansah et al menunjukkan bahwa kebutuhan akan audit eksternal meningkat
sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan bahan bukti audit, bentuk hukum unit
usaha kecil-koperasi, jumlah omset dan jumlah anggota. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Variabel
yang mempengaruhi permintaan jasa audit eksternal adalah variabel jumlah
anggota, biaya audit, persepsi manajemen,
sedangkan skala koperasi dan jumlah kewajiban tidak berpengaruh.
Penelitian ini
memberikan simpulan bahwa secara empiris, variabel jumlah anggota, be-
saran (size), gearing dan rasio
likuiditas secara individual dan simultan berpengaruh terhadap
terhadap permintaan jasa audit eksternal
oleh badan usaha koperasi. Penelitian ini memberikan dukungan empiris terhadap
hasil penelitian Chow, Tauringana & Clark & Ardiansah yang menyatakan
karakteristik koperasi: jumlah anggota, ukuran omset, aset, dan volume penjualan,
rasio gearing utang terhadap modal dan rasio likuiditas koperasi berpengaruh
secara signi! kan terhadap permintaan jasa audit eksternal.
Hasil penelitian
ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pemecahan masalah
pembangunan, memberikan masukan kepada
anggota, badan pegawas, pengurus serta manajer koperasi tentang manfaat
ekonomis yang dapat diperoleh bila laporan keuangan diaudit, terutama di dalam
meningkatkan e! siensi operasi dan kredibilitas laporan keuangan melalui
permintaan audit eksternal dan bagi pengembangan ipteks, memberikan dukungan
empiris factor yang mempengaruhi permintaan koperasi akan jasa audit ekternal
meliputi: jumlah anggota,besaran (size), gearing dan rasio likuiditas.
Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain: penggolongan variabel besaran
koperasi nilai aset dan omset sangat terbatas hanya skala ordinal sehingga
analisis lebih lanjut dalam persamaan tidak dapat dilakukan. Beberapa usulan
untuk penelitian selanjutanya antara lain pengukuran variabel aset dan omset dibuat
skala rasio, serta rasio gearing dan likuiditas dapat dikembangkan dengan rasio
kinerja keuangan yang lebih rinci, misalnya: rasio solvabilitas dan
rentabilitas.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar